Hukum sholat dhuha berjamaah

Hukum sholat dhuha berjama’ah

Menurut Imam Ar-Rauyani dan Imam Ar-Rafi’I maksimal 12 roka’at. Dikerjakan dengan sekali salam setiap dua roka’at. Waktunya sejak terbit matahari hingga tergelincirnya (Imam Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab, 4/35-36).

Sebenarnya memang sholat sunnah dluha menurut sebagian ulama tidak disunnahkan/disyari’atkan untuk dilakukan secara berjama’ah (Imam Nawawi, Raudlah Ath-Thalibin, 1/122; As-Sayyid Al-Bakri, I’anah Ath-Thalibin 1/272).

Namun, sebagian ulama lain menemukan dalil yang membolehkan sholat dluha secara berjamaah. Misalnya syeikh Mahmud Abdul Lathif ‘Uwaidhah, Al-Jami li Ahkam Ash-Shalah, 2/399).

Dalam kitab fathul bari (Syarah Shahih Bukhari) karya Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, dinukilkan hadits ‘Itban bin Malik, lalu orang-orang berdiri di belakang beliau dan mereka pun shalat dengan beliau (fa-qoomuu waraa’huu fa-sholluu bi-shalaatihi) [ibnu Hajar al-‘Asqalani, fathul Bari, 4/177].

Imam Ibnu hajar Al-‘Asqalani menjelaskan bahwa hadits diatas adalah hadits riwayat Imam Ahmad. Beliau juga menyatakan bahwa hadits yang semakna ini telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Ibnu wahab binyunusra. (Ibnu Hajar al-‘Asqalani, fathul Bari, 4/177; HR. Ahmad no. 22657; ibnu huzaimah no 1165)

Kitab lain yang menyatakan bolehnya sholat Dluha berjamaah adalah

Baca selengkapnya

You cannot copy content of this page