Keadaan di sekitar Wilayah Islam pada masa Zaman Bani Umayyah

Keadaan Daerah/Masyarakat Di Sekitar Wilayah Islam.

Di periode khulafa’urrasyidin, wilayah Islam sudah meluas.Tetapi perluasan tersebut belumlah sampai kepada tapal batas yang tetap, sebab puran di daerah perbatasan itu. Wilayah-wilayah yang telah berada dalam kekuasaan Islam itu masih tetap menjadi sasaran penyerbuan pihak-pihak di luar Islam dari belakang garis-garis perebutan itu, bahkan musuh diluar wilayah Islam telah berhasil merampas beberapa wilayah kekuasaan Islam ketika terjadi perpecahan-perpecahan dan pemberontakan-pemberontakan dalam negeri kaum muslimin.

Berdasarkan keadaan semacam ini, tidak dapat tidak, terjadilah pertempuran-pertempuran antara Bani Umayyah dan Negara-negara tetangga mereka pada kebanyakan wilayah-wilayah pertempuran yang telah dicapai oleh perluasan Islam pada masa khulafa’urrasyidin. Maka, terjadilah rentetan pertempuran dan kaum muslimin maju selangkah demi selangkah.Boleh jadi tujuan pertama dari kaum muslimin adalah menaklukkan daerah Syam dan Palestina.Setelah penaklukan daerah-daerah itu selesai, mereka berpendapat bahwa mereka harus memasuki daerah Mesir untuk mengamankan pasukan-pasukan mereka yang berada di Palestina terhadap serbuan yang mungkin dilakukan oleh tentara Romawi yang berada di Mesir. Dan setelah penaklukan Mesir itu selesai, mereka pun khawatir akan keselamatan pasukan mereka yang berada di sana terhadap serbuan tentara Romawi yang di Libia, atau penyerbuan-penyerbuan itu memang telah terjadi. Demikianlah seterusnya. Dan suatu sifat dari peperangan ialah bahwa ia akan berlangsung terus sampai tercapai tapal batas alami, yang memisahkan antara kedua pasukan yang bermusuhan itu.

Baca selengkapnya

Perkembangan Peta Daerah Islam dimasa kerajaan bani umayyah

Peta Daerah Islam dimasa kerajaan bani umayyah

Dengan meninggalnya Khalifah Ali, maka bentuk pemerintahan kekhalifahan telah berganti, dan dilanjutkan dengan bentuk pemerintahan kerajaan (dinasti), yakni kerajaan Bani Umayyah (Dinas Umayyah). Daulat Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sofyan bin Harb bin Umayyah. Muawiyah dapat menduduki kursi kekuasaan dengan berbagai cara, siasat, politik dan tipu muslihat yang licik, tidak atas pilihan dari kaum muslimin sebagaimana yang dilakukak oleh Khalifah. Dengan demikian, berdirinya daulat Bani Umayyah bukan berdasarkan pada hukum musyawarah atau demokrasi.Jabatan raja menjadi pusaka yang turun temurun dan berdaulat Islam berubag sifatnya menjadi daulat yang bersifat kerjaan (monarchi).

Daulat Umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132 H/660-750 M) dan beribukota di di Damskus. Banyak kemajuan, perkembangan dan perluasan daerah yang dicapai, lebih-lebih dalam masa pemerintahan Khalifah yang keenam, yakni Walid bin Abdul  Malik (86 -96 H/750-715 M). pada masa Muawiyah bin Abu Shofyan telah dicoba menguasai daerah-daerah sebelah timur sampai India dengan mengutus Mahlab bin Abu Sufrah. Gubernur di daerah perbatasan timur (Khurasan) adalah Sa’id bin Usman. Sedangkan  perluasan ke barat, diarahkan ke Byzantium yang beribu kota di Constatinopel, dengan Yazid bin Umayyah sebagai Panglima besarny dalamn usaha perluasan ini. Selain itu, juga diadakan perluasan ke Afrika Utara.

Setidak-tidaknya ada tiga pendorong bagi Muawiyah untuk menguasai Byzantium, yakni :

–          Byzantium merupakan basis agama Kristen Ortodok, yang mengatur pengaruhnya dapat membahayakan perkembangan Islam.

Baca selengkapnya

Zaman para sahabat situasi di daerah luar Islam dan strategi untuk mengembangkan Islam

Pemerintahan dan Masyarakat diluar daerah Islam

Bangsa Persia dan Romawi mendengar kedatangan agama Islam, dan mendengar pula kemenangan-kemenangan yang dicapai oleh kaum muslimin.Mereka mendengar keterangan tentang dasar-dasar Islam bersifat toleransi itu. Bagi mereka adalah pendengaran yang pertama kali adanya suatu agama yang memberikan “hak sama” antara lain raja dan rakyat. Untuk pertama kali mereka mendengar pejabat-pejabat pemerintahan yang miskin, yang menambal kain bajunya dan berbelanja ke pasar sendiri dan sebagainya.Mereka merasakan betapa jauh perbedaan lapangan kehidupan yang mereka rasakan dengan kehidupan yang dirasakan kaum muslimin.Mereka sedang berada dibawah kekuasaan Negara tua Bangka, yang mendekati masa kerobohannya.

Pembesar-pembesar Persia dan Romawi telah menjadi lemah dan tak berdaya lagi disebabkan oleh ambisi untuk memerintahkan dan merebut kekuasaan ditambah pula dengan kehidupan yang serba mewah.Sementara itu rakyatnya ditanda perselisihan-perselisihan dalam agama, kesewenang-wenangan raja dan kezaliman para pembesar. Para prajuritnya telah insyaf bahwa mereka hanya membela suatu yang tidak akan mereka miliki. Mereka hanya membela tanah air yang hanya dimiliki oleh para pembesar dan kebaikannya hanya dinikmati oleh raja-raja.

Baca selengkapnya

Peta Daerah Perkembangan Islam dimasa Para sahabat Nabi

Abu Bakar Ash-Shiddiq setelah dibaiat menjadi khalifah pertama, melakukan pemberantasan terhadap orang-orang yang murtad, pembangkang zakat dan yang mengaku Nabi. Di samping itu, beliau menerima gagasan untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mashaf demi kemurnian dan kelanggengan Al-Qur’an semakin berkurang akibat gugur di medan perang. Setelah situasi dan kondisi Negara dipandang terarutm dan aman, maka Abu Bakar segera berusaha mengembangkan Islam ke luar negeri, ditunjukan ke Syiria dan Persia.

Untuk usaha perluasan Islam ke Syiria yang dikuasai oleh Romawi Timur di bawah pimpinan Kaisar Heraklius, Abu Bakar menugaskan 4 panglima perang, yaitu :

–          Yazid bin Abu Shofyan, ditempatkan di Damaskus.

–          Abu Ubaidah bin Jarrah, ditugaskan di Homs, dan sebagai panglima besarnya.

–          Amr bin Ash, ditugaskan di Palestina.

–          Surahbil bin Hasanah, di Yordan.

Baca selengkapnya

Kesuksesan Nabi Muhammad yang membuat Islam terus berkembang

Kepribadian Nabi dalam Mengembangkan Islam dan Memperkuat Persatuan Ummat Islam. Kepribadian Nabi dalam mengembangkan Islam dan memperkuat persatuan umat Islam, merupakan salah satu rahasia kesuksesan Nabi dalam menunaikan kerasulannya. Kesuksesan Nabi dalam mengembangkan tugas kerasulannya, adalah dari kesungguhan  dan kemampuan beliau dengan mendapatkan bimbingan dan petunjuk Allah berupa wahyu Rahasia lainnya, adalah bahwa agama yang … Baca selengkapnya

Perkembangan Islam di Madinah dimasa Nabi dan para sahabat

Perkembangan Islam di Madinah

Setelah hijrah ke Madinah, perkembangan Islam di kota tersebut mengalami kemajuan. Kesuksesan Nabi dalam mengembangkan Islam di Madinah, meliputi :

    1. Mempersatukan sahabat Muhajirin dengan sahabat Anshor. Nabi Muhammad senantiasa menganjurkan persaudaraan antara kedua sahabat, dan melarang semangat kesukuan,. Sehingga mereka bersatu menjadi kokoh dan kuat.
    2. Membentuk kekuatan dan politik Islam : Dengan mempersatukan kedua shahabat atas dasar satu agama, berarti merupakan satu kekuatan yang kokoh. Nabi juga mempersatukan antara golongan Yahudi dari Bani Qoinuqo’, Bani Nadhir dan Bani Quraidhah. Terhadap golongan Yahudi. Nabi membentuk satu perjanjian yang  melindungi hak-hak azasi manusia dan apabila timbul suatu perselisihan harus diselesaikan di bawah pimpinan Nabi Muhammad.

    Baca selengkapnya

    Perkembangan Islam di Masa khulafaurrasyidin dan bani umayah

    PERKEMBANGAN ISLAM DI MASA NABI KHULFAURRASYIDIN DAN BANI UMMAYAH

    PERKEMBANGAN ISLAM DIMASA NABI DAN RAHASIA KESUSKSESAN NABI DALAM MENUNAIKAN KERASULANNYA

    Kesulitan-kesulitan yang Dihadapi dalam Pertumbuhan Islam.

    Ketika umat Islam semakin bertambah, muncul beberapa reaksi dari orang-orang kafir Mekkah untuk merintangi perkembangan Islam. Kepada Nabi, sering dilontarkan kata-kata ejekan, seperti “Ini anak Abdul Muttalib yang gila, ahli sihir, tukang syair, pendusta dan sebagainya.” Bahkan, suatu ketika, beberapa delegasi orang kafir dating kepada Abu Thalib tidak bersedia menasihati Muhammad untuk berhenti dari berdakwah. Ketika hal ini diberitahukan kepada Muhammad, ia menjawab, “Wahai pamanku, demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, niscaya aku tidak akan berhenti berdakwah!” Melihat tekad keponakannya ini, Abu Thalib berkata, “Hai anak saudaraku, lakukan engkau kepada kaum Quraisy!”

    Orang kafir juga berusaha menghentikan dakwah Nabi dengan cara menawarkan pangkat, harta, wanita dan sebagainya, tetapi ditolak oleh Nabi. Cara lain yang dilakukan orang kafir, adalah mengajak Nabi dan pengikutnya untuk saling menyembah Tuhan Muhaammad dan Tuhan orang kafir. Ini pun ditolak Nabi. (Baca surat Al-Kafirun). Orang kafir juga menuntut agar ayat-ayat Al-Qur’an yang mencela berhala dan mengancam penyembahnya dengan siksaan suapaya dihapus atau diganti yang lain. Ini juga tidak berhasil. (Baca surat Yunus ayat 15). Bahkan Nabi dan pengikutnya pernah diblokade ekonomi.Tetapi tetap tabah.

    Baca selengkapnya

    You cannot copy content of this page